Cinta Takkan Mampu Kamu Kira Sebelumya

Tak pernah ada yang tau kapan ia jatuh cinta, kepada siapa ia jatuh cinta sebelumnya begitupun aku, ya aku, aku yang pernah menganggap tak ada satupun orang yang mencintaiku, dulu aku pernah berfikir apa karena aku kutu buku, terlalu pendiam, terlalu agamis atau apa ?. Tapi semua anggapanku itu berubah saat aku kuliah disini, aku merasa ada sesuatu yang berbeda terjadi di reluk hatiku, aku bingung ini apa. Perasaan yang kadang amat damai, bahagia, sedih, resah, bahkan rindu. Aku membuat tulisan ini untuk seseorang yang tersimpan di reluk hatiku yang terdalam, seseorang yang membuatku mengerti itu cinta, ketulusan, pengorbanan, dan perpisahan.
.
Sebenarnya jika aku harus menulis maka beberapa halaman tidaklah cukup untuk menceritakan semua perasaan dan kenangan yang pernah ada. Namun ada beberapa peristiwa penting yang sangat berkesan dan tak pernah bisa ku lupa meski ku sudah mencobanya berkali-kali dan aku gagal untuk menghapusnya ia tidak bisa terhapus karena letaknya amat dalam dan sudah mengakar di hati ini. Ya dia pemuda itu ya dia sahabat terbaikku, dan mungkin juga aku jatuh cinta padanya,.

Ya hari itu hujan, hujan gerimis, untuk pertama kalinya dalam hidup aku bisa berjalan dengan seseorang yang belum halal untukku, langitpun seolah mendukung kedekatan kami, aku berada amat dekat dengan sahabatku ini, waktu itu hujan amat deras untuk pertama kalinya aku di payungi oleh seorang pemuda, aku kaget aku berusaha menolaknya, jangan ini dosa namun aku tak berdaya menolaknya karena hujan semakin deras, ia seolah memberikan kehangatan di hatiku yang beku karena pernah terluka sebelumnya, bahkan saat itu aku masih dalam keadaan berusaha menghapus kenangan dan rasa dengan pemuda yang pertama aku ceritakan, bahkan saat aku sedang melamun kenapa ya dia tega mengkhianati perasaanku, salah aku apa, bahkan saat itu aku hampir di tabrak oleh mobil, aku bersama sahabatku tapi aku masih memikirkan hal lain dan tanpa aku sadari sahabat laki-lakiku menarik tanganku karena saat ia bilang awas ra ada mobil aku tak menghiraukannya aku benar-benar kaget ada sesuatu yang amat bergejolak terjadi di reluk hati ini pertama kalinya tanganku di tarik oleh seseorang yang tak halal, meski ia sahabatku, aku berterima kasih karena ia menyelamatkan nyawaku, tapi imanku menolak usaha dia untuk menarik tanganku, aku melepaskan tanganku dari tarikannya, ia sadar kalau aku melakukan penolakan terhadapnya dan ia langsung pergi ke seberang jalan, aku syok hingga aku terdiam begitu lama, apa ini ya Allah, perasaan apa ini, getaran apa ini, apa yang aku lakukan mengapa aku begitu ceroboh berjalan di jalan raya hingga seseorang ikhwan bisa menarik tanganku aku terus merenung dan terdiam, sementara ia melihatku dari kejauhan, ia menatapku, aku melihatnya, ia menatap mataku seolah ada sesuatu yang ia rasakan dan ingin dia katakan, dia tersenyum kepadaku. Aku berusaha netral tak seharusnya aku marah kepada seseorang yang rela mempertaruhkan nyawanya untukku, aku berusaha tersenyum dan menghampiri ia yang tetap melihatku di sebrang jalan, aku berusa bilang hal itu hanya mimpi, aku bilang terimakasih lain kali aku akan hati-hati, saat dia menasehatiku dan amat khawatir dengan kondisiku. Ya aku berhasil menetralkan suasana hingga ia mengantaku di gerbang kosan, namun  kejadian hari itu terus berputar-putar di kepalaku hingga aku tak bisa tidur beberapa malam, aku takut dengan murka Allah, aku takut ini dosa, apa yang harus aku lakukan dengan hati ini.
Kedekatan kami tak hanya terjadi hari itu bahkan berbulan-bulan kemudian mulai yang kita pernah cari kerja bereng, pilihin pakaian bareng, masak bareng, bahkan kami seperti pasangan yang tidak bisa dipisahkan semua yang awalnya sahabat malah menjadi bumerang buatku begitupun dia, kami mulai digosipin, di jodoh-jodohkan, bahkan ada banyak orang yang meminta kita untuk jadian saja. Tapi aku dengan tegas menolak kita sahabat, bukan TTM, pacar atau apapun itu. Sebagai seorang wanita muslimah aku yang awalnya biasa saja mendengar pembicaraan orang-orang yang berbicara tentang kami menjadi risih dan aku bilang ke dia aku ngak suka kita digosipin, dan sahabatku itu bilang
ngapain dengarin kata orang lain, yang jalani kita, yang tahu hati kita, kenapa kita harus mendengarkan kata orang lain yang usil”.  Aku melihat rawut kecewa di mata dan wajah- nya saat aku bilang kita hanya sahabat tak lebih, aku tak ingin menyakitinya aku berusaha menjadi apa yang dia bilang jangan dengarkan kata orang dan kami tetap bersahabat meski kami sama-sama memendam sesuatu yang aku bahkan dia pun bingung dengan apa yang kami rasakan.
Saat kami semakin dekat, aku merasa banyak hal yang salah, kami telah melewati batas yang belum seharusnya kami lalui, ini belum halal kami bersahabat tapi aktifitas kita seperti orang-orang yang berpacaran meski kami tak pernah berpegangan tangan apalagi melakukan hal-hal lain yang melanggar syariat islam kami hanya dekat sebagai sahabat belajar kelompok bareng, sahabat fb, sahabat twitter, dan sahabat smsan, kami berbagi suka dan duka bersama seolah kami adalah saudara kandung, hubungan yang kami jalani tak selamanya indah banyak masalah yang kami lalui kami pernah bertengkar, saya menjauhinya, saya pernah menangis karena sifatnya yang egois, tidak mau menerima kekurangan saya dan selalu membanding-bandingkan saya dengan wanita di masa lalunya, saya sampai bilang oke wanita itu mungkin yang terbaik di matamu karena dia berusaha menjadi sosok yang sempurna di hatimu dia pacarmu sementara aku sahabatmu aku ingin menjadi apa adanya dan tak mau menutupi kekurangan dan kelebihanku di mata sahabatku sendiri, aku ingin jujur pada diriku sendiri dan sahabatku, aku tak ingin jadi topeng yang selalu terlihat indah di wajahmu, aku tak bisa ungkapkan itu dan aku hanya memendamnya di dalam hati.
Meski kami beberapa kali tak akur tapi kami tak pernah bermusuhan hanya dalam waktu yang singkat kami bisa jadi sahabat yang baik lagi seolah tak pernah terjadi masalah. Aku amat dekat dengannya hingga semester 1 pun segera mau berakhir, dan pemuda pertama yang aku ceritan di awal kisah tadi muncul lagi dalam hidupku dan mendekatiku terus menerus padahal aku sudah melupakan tentang dia, aku sudah memaafkan dan mengikhlaskan semua kesalahannya mengapa dia harus muncul di saat aku dekat dengan sahabatku, aku tau sahabatku tak suka aku dekat dengannya, aplagi cerita yang berhubungan tentang dia, tapi mengapa ia harus datang lagi cukup sudah jangan sakiti aku lagi, kata itu yang ingin ku katakan kepada pria itu.


Sekarang rinduku terhalang jarak dan waktu, aku ingin mencintaimu dalam diam seperti Fatimah yang mencintai Ali dalam diam hingga cinta mereka di persatukan oleh Allah, seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Aku ingin mencintaimu karena Allah, mendoakanmu, memikirkanmu tanpa kamu pernah tau itu.

Comments

Popular posts from this blog

Data analis